Pemanfaatan Bioethanol Sebagai Bahan Bakar Pengganti Bensin

Bahan bakar minyak yang langka memberikan dampak yang sangat luas bagi sektor kehidupan terutama sektor transportasi. Fluktuasi suplai dan harga minyak bumi menunjukkan bahwa jumlah cadangan minyak yang ada di bumi semakain menipis. Minyak bumi merupakan bahan bakar yang tidak bisa diperbaharui sehingga kita harus memikirkan alternatif bahan penggantinya. Di Indonesia terdapat berbagai sumber energi terbarukan yang melimpah seperti. Ethanol dari tebu,jagung,singkong, dan lain-lain  yang bisa dipergunakan sebagai pengganti bensin. Dampak negatif pembakaran minyak bumi diantaranya adalah Kualitas udara yang semakin menurun akibat asap pembakaran minyak bumi dan efek gas rumah kaca yang ditimbulkan oleh gas CO2 hasil pembakaran minyak bumi. 


Beberapa hal yang mempengaruhi unjuk kerja mesin bensin, antara lain besarnya perbandingan kompresi, tingkat homogenitas campuran bahan bakar dengan udara, angka oktan bensin sebagai bahan bakar, tekanan udara masuk ruang bakar. 

Salah satu bahan bakar yang dapat digunakan untuk menggantikan bensin adalah ethanol.  Ethanol dapat dibuat dari proses pemasakan fermentasi dan distilasi beberapa jenis tanaman seperti tebu, jagung, singkong atau tanaman lain yang kandungan karbohidatnya tinggi Bahkan dalam beberapa penelitian ternyata ethanol juga dapat dibuat dari selulosa atau limbah hasil pertanian (biomassa). Sehingga ethanol memiliki potensi cukup cerah sebagai pengganti bensin. 
 
Kelebihan Ethanol dibandingkan bensin yang mempengaruhi kerja mesin bensin adalah :
  1. Ethanol memiliki angka oktan yang lebih tinggi daripada bensin yaitu research octane 108 dan motor octane 92. Angka oktan pada bahan bakar mesin Otto menunjukkan kemampuannya menghindari terbakarnya campuran udara bahan bakar sebelum waktunya. Jika campuran udara bahan bakar terbakar sebelum waktunya akan menimbulkan fenomena knocking yang berpotensi menurunkan daya mesin, bahkan bisa menimbulkan kerusakan serius pada komponen mesin. 
  2. Ethanol memiliki panas penguapan  (heat of vaporization) yang tinggi.
  3. Emisi gas buang Ethanol lebih rendah dibandingkan dengan pembakaran udara-gasolin..  Karena temperatur puncak dalam silinder lebih rendah dibanding dengan pembakaran bensin, maka emisi NO, yang dalam kondisi atmosfer akan membentuk NO2 yang bersifat racun, juga akan turun. Selain itu pendeknya rantai karbon pada ethanol menyebabkan emisi UHC pada pembakaran ethanol relatif lebih rendah dibandingkan dengan bensin yakni berselisih hingga 130 ppm.
  4. Dari sifat fisisnya ethanol dapat terbakar lebih sempurna, sehingga gas buang lebih ramah lingkungan
Pemakaian ethanol murni secara langsung pada mesin bensin akan sulit karena diperlukan banyak modifikasi. Pada temperatur rendah ethanol akan sulit terbakar, sehingga dengan ethanol murni mesin akan sulit starting. Mencampur ethanol dengan bensin akan menghasilkan gasohol. Pencampuran ethanol dengan bensin akan mempermudah starting pada temperatur rendah. Keuntungan dari pencampuran ini adalah bahwa ethanol cenderung akan menaikkan bilangan oktan dan mengurangi emisi CO2. Kadar CO dari hasil uji pada rpm 2500 untuk gasohol 20% tercatat 0.76% CO, sedangkan premium 3.66% dan pertamax 2.85%.

Pengaruh pemakaian ethanol terhadap unjuk kerja mesin :
  1. Mesin yang berbahan bakar alkohol memiliki unjuk kerja yang lebih. Hal ini disebabkan karena ethanol memiliki bilangan oktan yang lebih tinggi sehingga memungkinkan penggunaan rasio kompresi yang lebih tinggi pada mesin Otto.
  2. Ethanol memerlukan campuran yang lebih kaya daripada bensin, tetapi karena bilangan oktannya yang lebih tinggi maka pembakaran ethanol lebih efisien.
Modifikasi yang harus dilakukan pada mesin berbahan bakar ethanol atau gasohol:
  1. karburator. Karena ethanol memerlukan campuran yang lebih kaya maka lubang tersebut harus diperbesar. Selain itu mungkin akan diperlukan tambahan alat yang memungkinkan pencampuran ehanol dengan bensin agar lebih merata.
  2. Karena ethanol memiliki oktan lebih tinggi maka ignition timing harus diajukan untuk mendapatkan sifat antiknocking.
  3. Menaikkan perbandingan kompresi menjadi 14-15 atau minimal 12.